Mengatasi tantangan disiplin pada anak: Strategi jitu untuk orang tua

Mengatasi tantangan disiplin pada anak

Mengatasi tantangan disiplin berarti orang tua mengelola perilaku anak yang tidak disiplin secara efektif dengan memahami penyebabnya. Orang tua harus memahami perkembangan sikap dan emosional anak serta mencari tahu berbagai penyebab mereka tidak mau menaati aturan yang orang tua tetapkan.

Ada kalanya, pekerjaan sehari-hari menguras tenaga dan kosentrasi para orang tua, sehingga mereka tidak memiliki cukup waktu untuk memahami dan membangun komunikasi yang baik.

Akibatnya, anak-anak yang sudah beranjak remaja sering berdebat dan berkonflik dengan orang tua. Tentu hal ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan emosional dan pencarian jati diri mereka.

Pada tahap ini, biasanya mereka ingin dimengerti dan diterima sama seperti layaknya orang dewasa.

Dalam beberapa kasus, pergaulan mempengaruhi perilaku anak-anak remaja yang ingin bebas dan tidak mau di atur-atur oleh orang tuanya.

Hal-hal seperti ini seringkali membuat para orang tua menjadi stres dalam menghadapi berbagai perilaku anak-anaknya.

Oleh sebab itu, artikel ini akan memberikan wawasan dan pengetahuan praktis bagi orang tua dalam menghadapi tantangan disiplin anak yang mungkin terjadi setiap hari di rumah.

Mengatasi tantangan disiplin pada anak

Mengatasi tantang disiplin pada anak membutuhkan kecakapan, seni, keterampilan dan juga pengetahuan. Karena masalah disiplin pada anak sering terjadi karena kurangnya pengetahuan dan kecakapan orng tua di dalam membina anak-anak di rumah.

Ada banyak persoalan dan masalah yang berhubungan dengan disiplin pada anak, yang pertama adalah ketidaktaatan dan pemberontakan. Anak-anak remaja cenderung memiliki keberanian untuk tidak taat dan melawan orang tuanya.

Hal ini pasti disebabkan oleh banyak hal, tetapi yang pasti bahwa pola asuh dan pendidikan orang tua yang salah menjadi penyebab utamanya. Selain itu, lingkungan sekitar dan pergaulan juga memberikan pengaruh terhadap sikap dan perilaku mereka.

Dalam kasus-kasus tertentu, seorng anak memiliki kebiasaan untuk memberontak dan tidak taat kepada orang tua. Masalah yang kedua adalah anak yang sudah remaja biasanya tidak menyukai peraturan-peraturan yang dibuat oleh orang tuanya.

Misalnya mengenai pembatasan waktu bermain gadget atau bermain dengan teman-teman sebaya mereka. Tentu dalam menghadapi anak-anak seperti ini orang tua tidak boleh melakukan kekerasan.

Sebaiknya orang tua selalu memberikan pengertian dan membangun komunikasi yang baik dengan mereka.

Perlu di ingat juga bahwa anak remaja memiliki kecenderungan untuk selalu ingin diterima seperti layaknya orang dewasa, mereka selalu ingin dimengerti dan dipahami.

Apabila orang tua tidak memahami hal ini, maka mereka akan menyebabkan terjadinya kesalah-pahaman dan konflik. Akibatnya, orang tua menjadi marah dan anak-anak menjadi tidak taat.

Belum lagi anak-anak yang hiperaktif mungkin akan banyak mengalami kesulitan dalam memperhatikan peraturan-peraturan orang tua mereka.

Dengan demikian, ada banyak faktor yang harus orang tua pahami terlebih dahulu sebelum menerapkan langkah-langkah praktis dalam mendisiplin anak.

Dengan memahami berbagai persoalan dan penyebab anak-anak yang tidak disiplin, maka akan lebih mudah untuk mengatasinya. Berikut ini ada beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan, di antaranya akan dijelaskan di bawah ini.

1. Buat aturan yang jelas

Mengatasi tantangan disiplin pada anak yang pertama adalah membuat aturan yang jelas di rumah. Contoh aturan sederhana yang bisa dibuat adalah setiap bangun pagi anak-anak harus merapikan tempat tidur dan melipat selimut.

Ini adalah peraturan sederhana namun bisa melatih dan membentuk anak-anak bertindak secara disiplin. Peraturan lain misalnya memilii waktu belajar, waktu bermain, dan waktu membantu orang tua.

Peraturan-peraturan ini harus jelas dan dimengerti oleh mereka. Jelaskan maksud dan tujuan dari peraturan tersebut, supaya mereka memahami bahwa ada tujuan yang baik.

Jangan membuat peraturan tanpa memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada mereka. Karena secara prinsip, mereka tidak bisa mengerti dan memahami makna dari peraturan tersebut.

2. Konsisten dalam menerapkan aturan

Konsisten dalam menerapkan aturan yang dibuat memang tidak mudah. Ada kalanya orang tua bertindak semaunya sendiri, tentu hal ini akan menimbulkan berbagai pertanyaan pada diri anak.

Oleh sebab itu, sebaiknya orang tua selalu konsisten ketika membuat dan menerapakan peraturan di rumah.

Bersikap tegas, disiplin dan konsisten sangatlah penting dihadapan anak-anak, supaya mereka dapat belajar. Dalam setiap kesalahan biasanya selalu ada konsekuensinya, ajarkan mereka mengenai hal ini.

Dan yang paling penting adalah tetaplah berwibawa dan menjadi teman bagi anak-anak, supaya mereka menjadi bangga dan memiliki rasa hormat.

4. Berikan kepercayaan dan tanggung jawab

Memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada anak sangatlah penting untuk membentuk mereka menjadi orang yang mandiri.

Mereka akan terbiasa melakukan pekerjaan-pekerjaan tepat waktu, disiplin dan juga belajar bertanggung jawab.

Dengan memberikan kepercayaan kepada mereka, maka sebenarnya orang tua sedang melatih dan membiasakan mereka untuk bertanggung jawab.

Misalnya dengan memberikan kepercayaan dan waktu belajar mandiri setiap jam tujuh sampai jam delapan malam. Setelah belajar, barulah mereka boleh untuk menonton televisi atau melakukan aktivitas yang lain.

Lihatlah dan perhatikan dengan seksama, apakah mereka melakukannya tugasnya dengan tanggung jawab atau dengan main-main.

Apabila mereka belum bisa bertanggung jawab maka ingatkan dan berikan nasehat, berikan teguran yang mendidik.

Pemberian tanggung jawab akan membuat mereka belajar dan mengambil inisiatif untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka sendiri.Tujuannya adalah supaya mereka dapat menjadi mandiri, percaya diri dan mampu bertanggung jawab.

5. Mengatasi tantangan disiplin pada anak: berikan contoh dan teladan yang baik

Orang tua adalah orang pertama yang memiliki waktu dan interaksi paling banyak bersama anak-anak, sehingga perilaku mereka akan berdampak terhadap karakter anak.

Dengan kata lain, orang tua adalah model perilaku bagi anak-anak mereka. Sikap dan cara orang tua dalam berbicara, bertindak, marah dan memperlakukan orang lain akan menjadi contoh yang akan ditiru oleh anak-anak.

Pada umumnya, anak-anak akan belajar mengenai tata krama, etika dan sopan-santun dari kedua orang tua mereka.

Orang yang memiliki integritas dan perilaku hidup yang baik tentu akan membentuk dan membawa nilai-nilai positif kepada anak.

Sedangkan orang tua yang tidak memiliki kualitas hidup yang baik tentu akan membentuk dan membawa nilai-nilai negatif kepada anak.

Oleh sebab itu, jadilah teladan yang baik buat anak-anak supaya mereka menjadi anak yang baik dan bertanggung jawab.

Related posts