Penyebab low value content pada blog dan cara mengatasinya

Penyebab low value content

Penyebab low value content pada blog yang gagal diterima AdSense dikarenakan artikel dan gambar bukan hasil karya yang original. Artikel pada blog kemungkinan adalah hasil plagiat, tidak memiliki sumber yang jelas, kurang informatif, judul dan isi tidak sesuai dan tata bahasa yang kurang bagus.

“Low value content” bisa disebabkan oleh artikel yang berisi informasi palsu atau menyangkut “SARA,” sehingga melanggar kebijakan dan peraturan dari google AdSense.

Sering kali para pemula yang tertarik membuat blog kurang mendapatkan informasi yang jelas. Hal ini membuat mereka tidak merencanakan dan mempersiapkannya dengan baik.

Ada yang membuat blog karena memang hobi menulis dan ada juga yang membuat blog untuk mencari pendapatan secara online.

Berbagai latar belakang tersebut tentu mempengaruhi seseorang dalam membuat, membangun dan mengembangkan blog menjadi profesional.

Ada yang membuat dan membangun blog dengan bagus dan ada pula yang membangun blog dengan kemampuan dan cara yang asal-asalan.

Mereka yang asal-asalan biasanya akan membangun dengan jalan pintas, misalnya melakukan plagiat atau mengambil ide dan melalukan parafrase artikel orang lain.

Akibatnya, artikel yang di parafrase tersebut tidak memberikan nilai tambah karena dideteksi atau ada kemiripan dengan artikel yang lain.

Akhirnya blog tersebut ditolak ketika didaftarkan ke google AdSense dan muncul perintah untuk memperbaiki atau muncul keterangan Low Value Content.

Low Value Content

“Low value content” merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan artikel blog yang tidak berkualitas atau tidak memiliki nilai tambah sama sekali.

Artikel yang dibuat biasanya kurang bermanfaat, kurang relevan, tidak memiliki sumber yang jelas dan kurang informatif atau tata bahasa yang kurang baik.

Low value content juga terjadi karena artikel di tulis secara asal-asalan, tidak memiliki struktur yang jelas dan tata bahasa yang tidak baik.

Ada banyak penulis yang kurang memperhatikan topik dan penjelasannya di dalamnya. Akibatnya, judul dan isi konten tidak sesuai atau dengan kata lain tidak nyambung.

Belum lagi ada oknum-oknum yang secara sengaja malas menulis, mereka sengaja mengambil karya orang lain tanpa ijin dan melakukan parafrase. Tentulah sikap dan perbuatan seperti ini tidak dapat dibenarkan secara etis dan juga melanggar hukum dan hak cipta.

Para blogger seharusnya fokus kepada tulisan yang baik, mudah di baca, memiliki maksud dan tujuan yang jelas dan memberikan informasi yang jelas.

Tulisan yang informatif akan memberikan nilai tambah dan bermanfaat bagi para pembacanya. Jangan membiasakan diri mengambil hasil karya orang lain dengan melakukan copy paste.

Tulisan yang berkualitas adalah tulisan yang di tulis berdasarkan pengetahuan dan kemampuan dari penulis itu sendiri. Meskipun membahas topik-topik yang sederhana, tulisan asli akan memberikan banyak manfaat dan pasti berkualitas.

Penyebab Low Value Content pada blog

Penyebab low value content pada blog disebabkan oleh banyak faktor, sehingga membuat konten artikel memiliki kualitas rendah. Artikel ini akan membahas dan mengulasnya satu persatu sehingga dapat menolong para blogger menyelesaikan masalah low value content.

1. Konten hasil plagiat atau berasal dari sumber lain

Apabila seorang blogger malas menulis maka bisa membayar jasa para penulis artikel harian ataupun para penulis profesional.

Jika tidak memiliki kemampuan menulis sebaiknya tidak usah membuat blog. Karena membuat blog membutuhkan seni, kerja keras dan kekonsistenan dalam jangka waktu yang lama.

Tidak ada orang yang sukses secara instan, sehingga membangun sebuah blog yang besar membutuhkan proses yang panjang. Hal ini membutuhkan usaha, kerja keras dan juga komitmen yang tinggi karena mereka harus menerbitkan artikel secara konsisten.

Buatlah artikel yang spesifik dan sesuai dengan topik blog yang telah kalian buat. Jangan membuat artikel yang bersifat umum dan mudah ditemukan pada tulisan-tulisan orang lain.

Buatlah blog yang memiliki ciri khusus, sehingga blog kalian memiliki warna dan keunikan tersendiri. Apabila mengambil beberapa cuplikan artikel orang lain, seharusnya memberikan tautan link “dofollow” terhadap sumbernya.

Hal ini untuk memberikan penghormatan dan menghargai hasil karya orang lain dan pastinya legal secara hukum. Jangan pernah mengambil hasil karya orang lain tanpa meminta ijin atau menautkan link sumbernya sebagai referensi.

2. Konten Clickbait

Konten klickbait adalah konten artikel yang hanya memberikan informasi yang umum, menarik perhatian para pembaca dan tidak memberikan informasi yang jelas atau bermutu.

Misalnya judul artikelnya adalah “menggemparkan, ada seorang pria menikahi kuntilanak” tetapi isi artikelnya tidak sesuai atau imajinasi penulis.

Konten artikel yang seperti ini tentu tidak memiliki kualitas sama sekali atau disebut dengan “Low Value Content.”

Belum lagi judul-judul artikelnya merupakan hasil plagiat dari topik-topik yang sedang viral, sehingga topik yang sama banyak ditemukan di berbagai situs secara online.

Blog yang memiliki konten seperti ini tentu tidak memberikan dampak yang positif bagi perkembangan blognya di masa depan. Apabila sebuah blog tidak dipercaya oleh para pembaca, lalu siapa yang akan menjadi pengunjungnya.

Misalnya: ada warung bakso membuat spanduk, “Bakso paling enak sedunia harga Rp. 15.000 ribu.” Lalu mulailah para pembeli berdatangan dan membeli bakso tersebut.

Setelah mereka makan dan menikmatinya, ternyatanya rasanya sangat tidak enak dan harganya bukanlah Rp. 15.000 ribu, melainkan Rp. 30.000 ribu.

Kira-kira, apakah para pengunjung tersebut akan datang kembali untuk membeli bakso? Jawabannya pasti tidak, karena spanduk bakso tersebut hanya menipu.

Ilustrasi tersebut sama dengan sebuah blog yang hanya berisi konten-konten yang menarik perhatian dan judul tidak sesuai dengan isi.

Uraian tersebut diharapkan dapat memberikan informasi, pemahaman dan juga pengetahuan kepada para pemula di dalam membangun sebuah blog.

3. Artikel tidak memiliki sumber yang jelas/informasi palsu

Penyebab low value content yang ketiga adalah artikel pada sebuah blog tidak memiliki sumber yang jelas atau berisikan informasi palsu.

Artikel harus berisi informasi yang jelas, mudah di baca dan memiliki sumber-sumber yang dapat dipercaya. Jangan membuat blog yang berisi artikel-artikel yang memberikan informasi palsu dan menyesatkan.

Ada banyak artikel yang terkadang hanya bersifat opini ataupun imajinasi penulis. Sehingga haruslah dibedakan antara konten opini dengan konten artikel yang bersifat pendidikan , edukasi, atau fakta.

Jika kalian membuat blog yang berisi sebuah opini maka tidak masalah jika isinya hanya sebuah opini atau pendapat pribadi.

Namun apabila blog tersebut adalah blog yang berisi tentang teknologi, pendidikan dan edukasi, berita atau tutorial maka harus berisi penjelasan yang akurat dan terpercaya.

Artikel yang tidak jelas dan berisi informasi palsu akan membuat blog memiliki kualitas rendah atau “Low Value Content” sehingga gagal diterima AdSense.

4. Penyebab low value content: Artikel tidak berkualitas atau Spam

Penyebab “Low Value Content” selanjutnya adalah artikel pada blog tidak berkualitas atau di anggap spam.

Pada umumnya konten yang ditulis hanya digunakan untuk mempromosikan sebuah produk atau jasa dan tidak diberikan informasi dan keterangan lebih lanjut.

Artikel yang tidak berkualitas juga disebabkan oleh pengetahuan dan kemampuan penulis yang kurang. Biasanya artikel yang dibuat tidak melalui riset atau membandingkan dengan berbagai sumber yang lain, sehingga artikel hanya asal jadi.

Oleh sebab itu, ada baiknya menulis konten artikel berdasarkan kemampuan yang di miliki. Sebaiknya, jangan menulis artikel di luar kompetensi yang dimiliki.

Apabila ahli di dalam bidang teknologi maka sangat bagus ketika membuat blog yang berkaitan dengan teknologi.

Jika suka menulis cerpen maka lebih baik membuat blog yang berisi cerita-cerita pendek yang menarik.

Dengan demikian, artikel-artikel yang ditulis akan jauh berkualitas, bermanfaat dan berisi informasi yang terpercaya. Konten artikel yang memiliki nilai rendah tentu merugikan pemilik blog dan juga para pembacanya.

Bagi pengunjung blog, konten artikel semacam itu hanya akan membuang-buang waktu mereka saja. Lebih baik menerbitkan satu artikel setiap hari tetapi berkualitas, dari pada membuat dua atau tiga artikel yang asal-asalan.

Cara mengatasi Low Value Content

Penyebab “Low Value Content” sudah dijelaskan dan diuraian secara detail di atas, kiranya dapat memberikan manfat kepada para pembaca semua.

Selanjutanya akan diuraian cara mengatasi dan memperbaiki low value content pada blog yang gagal diterima AdSense.

1. Melakukan analisis menyeluruh

Cara mengatasi “Low Value Content” yang pertama adalah dengan melakukan analisis secara menyeluruh, baik artikel maupun gambar. Selanjutnya tentukan artikel-artikel yang di anggap kurang berkualitas, kurang bermanfaat dan hasil dari plagiat.

Lakukan sortir dan analis secara mendalam, supaya masalah dapat dipecahkan dengan cepat. Langkah selanjutnya melakukan analisis dari setiap gambar pada artikel.

Perbaiki gambar yang diambil secara online dari google dan mana yang merupakan hasil karya sendiri.

2. Memperbaiki artikel yang dianggap berkualitas rendah

Setelah menentukan dan mensortir artikel-artikel yang berkualitas rendah maka langkah selanjutnya adalah meluangkan waktu khusus untuk memperbaikinya.

Artikel-artikel yang dirasa hasil plagiat atau hasil dari menggunakan Ai harus diperbaiki. Ubahlah kata-kata dari setiap paragraf dengan kata-kata dari pikiran Anda sendiri.

Secara khusus, perbaiki artikel yang dibuat otomatis oleh Ai. Ubahlah kata-kata tersebut sehingga kelihatan natural dan alamiah sesuai dengan bahasa manusia.

Lakukan pembaharuan semua artikel yang dianggap tidak berkualitas dengan menambahkan kata-kata sendiri. Artikel jangan dihapus, tetapi hanya diperbaiki dan di ubah kata-katanya dari setiap paragraf.

3. Memperbaiki gambar yang di ambil secara online

Apabila semua artikel telah diperbaiki dan di parafrase dengan kata-kata sendiri, maka langkah selanjutnya adalah mengecek gambar.

Apakah gambar yang digunakan hasil editing sendiri? Jika benar maka tidak ada masalah tentang gambar. Namun jika gambar berasa dari sumber internet dan berasal dari situs orang lain maka sebaiknya di ubah.

Jangan mengambil gambar secara mentah-mentah, melainkan editlah gambar tersebut supaya menjadi berbeda dengan yang asli.

Jangan lupa untuk mengecek apakah gambar yang diambil tersebut memiliki license atau hak cipta, sehingga tidak boleh di terbitkan kembali.

Hati-hati mengambil gambar dari situs-situs ternama, biasanya gambar memiliki license.

4. Tanyakan kepada diri sendiri apakah artikel tersebut memberi manfaat

Cara mengatasi “Low Value Content” pada sebuah blog yang keempat adalah dengan bertanya kepada diri sendiri.

Apakah artikel yang ditulis itu berkualitas, memberikan informasi yang jelas, memiliki tata bahasa yang baik dan memiliki sumber yang terpercaya atau tidak?

Dengan demikian, pemilik blog bisa memberikan nilai terhadap semua konten artikel yang sudah diterbitkan.

Apabila sudah merasa yakin seratus persen, maka bisa langsung mendaftarkan kembali ke Google AdSense setelah satu minggu atau dua minggu.

5. Mengoptimalkan SEO dengan memasukan kata kunci

Cara mengatasi “Low Value Content” selanjutnya adalah dengan membuat kata kunci pada artikel yang di tulis.

Buatlah kata kunci yang cukup supaya artikel cepat terindeks di mesin pencari dan bisa menempati urutan pertama.

Kata kunci akan memberikan informasi dan peranan yang sangat penting dalam strategi SEO (Search Engine Optimization).

Hal ini membantu mesin pencari seperti Google, Bing atau Yahoo memahami semua topik yang relevan pada semua blog dan menampilkannya pada hasil pencarian.

Kata kunci tersebut akan memberikan informasi yang relevan dengan keyword pencarian pada mesin telususr.

Dengan menempatkan kata kunci yang tepat pada artikel serta memaksimalkan judul, subjudul, isi konten maka blog akan terindeks dan dan ditampilkan pada hasil penelusuran.

Hal ini akan membuat artikel ditampilkan pada urutan atas pada hasil pencarian dan ranking blog otomatis akan meningkat.

Apabila mendapatkan posisi atas maka blog akan mendapatkan lebih banyak view atau pengunjung organik.

6. Perbaiki tautan yang rusak

Langkah terakhir adalah dengan mengecek semua tautan pada blog, apakah ada tautan yang rusak atau tidak.

Jika ada maka perbaiki tautan tersebut dengan cepat supaya semua artikel dapat terindeks pada mesin pencari.

Kesimpulan: Penyebab dan cara low value content

Penyebab low value content dan cara mengatasinya pada blog yang didaftarkan ke Google AdSense telah diuraikan secara detail dan jelas dalam artikel ini.

Semua pembahasan tersebut berdasarkan analisis dan berbagai percobaan ketika penulis mendaftarkan blog menjadi partner AdSense.

Blog yang pertama penulis sering menggunakan bantuan Ai dan mengambil beberapa gambar dari internet, akibatnya blog selalu gagal di daftarkan.

Blog pertama di anggap memiliki kualitas rendah atau “Low Value Content. ” Lalu penulis membuat blog kedua dengan konten original dan juga gambar-gambar yang digunakan.

Setelah genap 30 hari blog langsung didaftarkan ke google AdSense. Setelah menunggu 11 hari, blog langsung diterima menjadi partner AdSense.

Ini adalah blog ketiga yang baru dibuat, semua artikel di tulis berdasarkan beberapa analisa dan pengetahuan penulis sendiri.

ketika nanti genap tiga puluh hari maka blog ini juga akan didaftarkan ke Google AdSense. Harapannya adalah supaya dapat mengikuti jejak blog kedua, yakni langsung diterima menjadi partner Google AdSense.

Related posts